JAYAPURA | Pemuda Batak Bersatu (PBB) Papua menghadiri Ibadah Natal keluarga besar Badan Nasional Penanganan Perbatasan (BNPP) yang digelar di Pasar Skouw tepatnya Pos Lintas Batas Negara (PLBN) RI- PNG pada Sabtu (11/12/2021).
Perayaan Natal yang mengusung tema “Cinta Kasih Kristus yang menggerakkan persaudaraan”, sub tema “Dengan Natal keluarga besar BNPP dan Ikal Jatim bersama masyarakat perbatasan Skouw Kota Jayapura mewujudkan tali persaudaraan bersama” dihadiri oleh Deputi II BNPP Kemendagri Komjen Pol Drs. Paulus Waterpauw, dan tamu undangan kurang lebih 400 juga warga sekitar tapal batas, diantaranya warga dan anak-anak serta pemuda dari Kampung Mosso.
Ketua panitia perayaan ibadah Natal Fred Wakum yang juga anggota Ikal Jatim Papua, menyampaikan terima kasih kepada Deputi II BNPP Kemendagri Komjen Pol Drs. Paulus Waterpauw, dan jajarannya yang telah mendukung penuh untuk kesuksesan acara tersebut.

“Kami sangat berterima kasih kepada bapak Komjen Pol Drs. Paulus Waterpauw karena rencana awal sebenarnya akan dilaksanakan di salah satu hotel di Kota Jayapura tetapi oleh karena saran beliau, maka Natal ini harus bersentuhan langsung dengan masyarakat. Itulah yang menjadi alasan sehingga Natal kali ini dilaksanakan di Pasar Skouw bersama dengan masyarakat Kampung Mosso dan warga sekitar,” kata Fred.
Ia juga menyampaikan banyak terima kepada mantan Kepala Badan Intelijen Keamanan (Kabaintelkam) Polri itu karena telah menggelar bakti sosial dan kesehatan di Kampung Mosso pada sehari sebelumnya, serta memberikan tali asih atau bingkisan Natal kepada warga yang kesehariannya masih menggunakan bahasa PNG, Inggris Fiji.
Berkaitan dengan perayaan Natal di tapal batas, salah satu tokoh Muslim Papua, Thaha Al Hamid mengapresiasi langkah yang ditempuh oleh Paulus Waterpauw yang mencoba menegakkan marwah pemerintah dengan langsung membersihkan Pasar Skouw dan menggelar ibadah Natal sebagai tanda ucap syukur dan keseriusan negara dalam menggerakkan perekonomian di batas negara.

“Jadi, saya pribadi apresiasi dan menghargai. Dan kita patut menghargai apa yang dibuat oleh Paulus Waterpauw untuk merayakan Natal di batas ini. Ini harus dibedakan, batas negara itu kedaulatan, state. Tapi Natal itu pesan universal yang bisa dialami, dirasakan dan dimengerti oleh orang PNG dan Indonesia yang kebetulan ada di batas,” ujarnya.
“Jadi, ini momentum yang baik untuk mempersatukan mereka, untuk memulihkan hal-hal ketidakpuasan, ketidaksenangan atau lainnya. Apalagi mereka bisa senang melihat Edo Kondologit bisa hadir dan menghibur dalam perayaan ibadah Natal yang dikemas seperti itu,” tambahnya.
(Kabiro MPP Papua/ W. P Siagian)
Komentar